Kamis, 24 Maret 2011

English Language Speech Competition

Winner - AIC Student Wins 1st Place in Speech Competition

Rabu, 23 Maret 2011

Kisah Mistis Batu Merah Delima






Kami selaku penulis ingin membuka jati diri lewat pengalaman dunia supranatural, yaitu bercerita tentang kefadholan (keutamaan) suatu benda yang mempunyai karomah tinggi, berupa pengulasan kekuatan baut merah delima.

MD atau merah delima adalah batu yg sangat berharga. Biasanya kecil warna merah(bila masih muda) atau merah kehitam2an yg ditengahnya ada titik putih menyerupai biji delima. Keistimewaan merah delima :
1. Kebal dari senjata apapun baik yg zohir maupun yg ghoib.
2. Pengobatan untuk semua penyakit.
3. Yg memiliki menjadi supranatural yg Handal.
4. Mampu merubah air dlm gelas menjadi merah darah(ingat yg asli berubahnya perlahan dan lebih dari 1 gelas).
Dalam pengupasan dunia supranatural, kita tidak bisa hanya berpegang dalam satu ilmu syar'i saja, melainkan harus memahami tentang ilmu tauhid/ilahiyah. Sebab, bila kita hanya berpegang dalam satu hijjah/hukum fiqih semata, maka pemahaman kita hanya sebatas syirik, musyrik dalam menanggapi arti supranatural, yang kian berkembang.

Sesungguhnya dalam ma’rifatul ilmi, sudah jelas diterangkan, bahwa siapapun ahli batin yang mau terus mendekatkan dirinya pada Allah SWT, lewat kedzuhudan, tirakat, keikhlasan dan kesabaran hati, maka sebagai mempermudah jalannya, Allah SWT akan mengutus para malaikat, nabi dan waliyullah, untuk memberikan suatu ilmu. Walmaritatul karomah, dengan jalan orang itu akan selalu diberikan wujud ilmu yang berupa tahkikul wujud. Seperti, batu merah delima, shafir, yaman dan lain sebagainya.

Cara seperti ini pernah kualami lewat bimbingan sang guru mursyid kamil ma’rifatillah, Habib Syekh Al-Adzomatul Khon. Saat dibimbing ilmu wahdatul wujud, di masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan Cirebon.

Nah, dari proses perjalanan yang kulami, pada suatu kontemplasi, sahabat Ali r.a. datang dikamarku dan memberikan sebutir batu merah delima, sebagai perjalanan menuju ilmu yang lebih tinggi.

Dua bulan kemudian, Nabiyullah Khidir as, juga memberikan satu buah batu merah delima. Lalu dilain waktu, Mbah Kuwu Cakra Buana, Syekh Abdul Qadir Al-Jaelani dan yang terakhir Abi Khanjeng Sunan Gunung Jati, ketiganya juga memberikan batu merah delima yang sama.

Dari kelima batu merah delima tersebut, bertahun-tahun aku menyimpannya. Dan hanya bila diperlukan saya, piranti itu baru bisa digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan salah satu dari mereka yang memberikan.

Sebagai pembuktian dari kekuatan khodam yang terkandung didalam batu merah delima yang kupunya, pernah pada suatu hari, aku kedatangan tiga kyai asal Jawa Tengah. Juga tanpa mengurangi keyakinanku untuk selalu memohon kepada Allah SWT, pada waktu itu, entah dari mana kyai Muhtar beserta dua rekannya yang sama berprofesi sebagai ulama khosis,  yaitu kyai Aziz dari daerah Lumajang dan kyai Hasan Bisyri dari Rembang.

Mereka ingin meminjam pusaka BEDOR BATU KOPLAK asal pemberian dari Prabu Kian Santang, putera dari Prabu Siliwangi, Padjajaran. Setelah mufakat, sejodoh batu koplak tersebut dibawanya. Dan sebagai tanggung jawabnya, salah satu kepercayaanku ikut serta dalam mendampingi mereka.

Menurut orang kepercayaanku yang ikut bersama mereka, ternyata sejodoh batu koplak dibawa ke sebuah rumah kosong, yang mungkin sudah dipersiapkan sebelumnya untuk dijadikan tempat ritual mendatangkan dana gaib. Tepatnya, diperbatasan antara Cirebon-Kuningan.

Masih seputar cerita temanku. Bahwa malam itu, tepatnya pukul 24.30 wib. Mereka bertiga mengadakan sebuah ritual khusus dirumah kosong tersebut. Dan pada jam 03.00 dini hari, tiba-tiba dari atas terdengar suatu bising seperti benda jatuh saling berurutan tiada henti-hentinya.

Ternyata, benda yang jatuh tadi berupa uang lembaran 100.000, banyaknya tiada bisa terhitung. Namun, baru saja salah satu dari mereka mau menutupnya dengan do’a, tiba-tiba ketiganya terlempar dengan kerasnya dan pada akhirnya dari kejadian itu, uang yang begitu banyaknya berserakan raib kembali karena belum sempat dikunci.

Lantas, bagaimana nasib ketiga kyai tersebut?

Setelah lampu rumah dinyalakan, hanya kyai mukhtar-lah yang masih sadar. Sedangkan kyai Hasan Bisyri sendiri pingsan, dan kyai Aziz meninggal. Lewat isyarat yang diterima oleh kyai Mukhtar, temanku disuruh cepat-cepat menemuiku untuk menceritakan sebenarnya.

Hari itu juga aku berangkat menuju kelokasi yang menjadi melapetaka. Singkat cerita, lewat batu merah delima dari pemberian Kanjeng Abi Syekh Syarif Hidayatullah yang dimasukkan dalam air mineral dan air tersebut dicipratkan ke tubuh kyai Hasan Bisyri, beliau langsung siuman.

Tanpa mengurangi keyakinanku untuk selalu memohon kepada Allah SWT, air batu merah delima tadi kucipratkan pula ketubuh kyai Aziz yang sudah agak membiru karena sudah lama pingsannya.

Apa yang terjadi? Subhanallah. Lewat keagungan Allah SWT, kyai Aziz hidup kembali dari kematian. Maha Besar Allah atas segala karunia yang dilimpahkan lewat karomah batu merah delima dari pemberian Abi Kanjeng Syekh Syarif Hidayutullah.

Cerita lain kekuatan batu merah delima pemberian Mbah Kuwu Cakra Buana. Suatu hari, lewat perantara pak Ahmad asal daerah Sawo Jajar, Brebes, Jawa Tengah. Batu itu ingin dibelinya oleh salah satu pejabat negara asal Purwakarta dengan mas kawin 5 miliyar.

Namun pada kenyataannya, Pak Ahmad menghibahkan batu itu seharga 21 miliyar padanya. Awalnya, transaksi tersebut berjalan dengan mulus, namun saat mau mengambil uang di Bank, tiba-tiba keempat ban mobil pecah.

Dari kejadian itu, secara gaib ada yang membisikkan ke telingaku, bahwa tansaksi ini tidak mulus adanya. Pada akhirnya transaksi pun dibatalkan.

Berbeda dengan kekuatan yang ada pada batu merah delima pemberian dari Syekh Abdul Qadir Jaelani. Batu ini mempunyai tuah untuk memuluskan suatu pemilihan jabatan, seperti; presiden, gubernur, bupati dan lainnya.

Batu merah delima nii juga pernah dipegang dahulunya oleh seorang Waliyullah Kamil, Syekh Qurratul Ain, Kerawang, Jawa Barat. Namun pada tahun 1724 M. Batu itu dipasrahkan kepada Ulama kharismatik asal daerah Brebes, Jawa Tengah, Abah Soleh.

Tapi sayang? Satu tahun kemudian, Abah Soleh pun pulang kerahmatullah. Dari keturunan Abah Soleh, hanya pak Jaya yang diwariskan batu merah delima itu. Dan berkat karomahnya, Pak Jaya akhirnya menjabat sebagai Bupati Brebes yang pertama.

sumber : http://www.indospiritual.com/artikel_kisah-mistis-batu-merah-delima.html

KARENA CEMBURU, AKU TEGA MENYANTET SAUDARA SEPUPU


Demi melihat saudara sepupuku menggumuli isteri, aku langsung kalap. Bahkan aku tega membuat perutnya buncit, hingga akhirnya dia mati....

Api cemburu memang telah membakar seluruh sel darah dan perasaanku. Tapi aku sulit mene-rima jika dikatakan kecemburuanku itu tak lebih sebuah “cemburu buta.” Sebab, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat Melati (nama samaran), isteriku digumuli oleh laki-laki lain.
Awalnya, aku memang tak pernah percaya bahwa Jo, saudara sepupuku yang telah senasib seperjuangan merantau di negeri Jiran (Malaysia) itu akan mengkhianatiku. Bahkan isyu-isyu yang sempat berhembus di tempat kami bekerja yang menyatakan Jo berselingkuh dengan Melati, kuanggap sebuah fitnah yang amat keji.
Jo terlalu baik padaku. Wajar jika sebagian penghasilanku sebagai buruh bangunan di perantauan selalu kukirim ke Melati lewat dia. Jo lah yang kupercaya untuk “hilir mudik” ke kampung halaman mengantar nafkah untuk anak isteriku itu. Terlebih, Thole, anak kami satu-satunya sudah mulai masuk ke bangku SLTP di kampung. Ya, semua seolah memacu semangatku untuk bekerja lebih keras lagi mengumpulkan Ringgit di negeri Jiran.
Hari-hari indah bersama Melati selalu mengusik mimpi-mimpiku. Ada kerinduan yang amat dalam yang hanya bisa kutahan di perantauan. “Oh, isteriku, mungkinkah isyu itu benar-benar ada dan terjadi atas dirimu?” batinku.
Lama-lama aku memang mulai gelisah. Terlebih Parto, yang juga teman sekerjaku, tadi siang sempat menasihatiku.
“Memang, sebaiknya kamu cepat pulang kampung, Yan. Itupun kalau kamu tidak ingin rumah tanggamu hancur!” ucap Parto pelan sembari mengelus-elus pundakku.
“Apa maksudmu berkata seperti itu, To?” tukasku kaget.
Lama Parto terdiam. Seolah ingin menata kalimat selanjutnya yang dirasa cukup pantas untukku.
“Begini...” lanjut Parto. “Kamu harus hati-hati sama Jo. Meski dia saudara sepupumu, tapi laki-laki sama saja. Melati, isterimu terlalu ringkih untuk menghadapi kenyataan berpisah cukup lama dengan sang suami. Dan, masa tiga tahun memang bukan ukuran pendek untuk menahan rindu....”
“Parto! Aku peringatkan, jika kamu masih ingin menjadi sahabatku, jangan kau ulangi fitnah-fitnah kejimu itu, mengerti?” bentakku. Parto nampak terkejut sekali melihat sikapku.
“Tahukah kamu, Jo itu bukan orang lain. Pantas isterimu di kampung minta cerai gara-gara omonganmu yang tajam seperti itu!” geramku sambil langsung mencengkeram krah baju Parto. Kontan, Parto pucat-pasi menerima kemarahanku. Dia pun minta ampun sebelum ngeloyor pergi.
Tapi, diam-diam aku tak mampu membohongi hatiku. Ada bara dalam jiwa atas isyu-isyu yang beredar di tempat kerjaku itu. Aku tidak tenang, malah tadi pagi ibu jariku terkena pukulan palu yang kuayun sendiri. Terlebih baru kemarin lusa Jo kusuruh mudik mengantar jatah gaji buat Melati. Duh Gusti Allah, rasanya ingin malam ini juga kuseberangi selat Malaka yang ada di kejauhan sana.
Akhirnya secara diam-diam aku mudik. Tekadku telah bulat ingin membuktikan isyu gila yang sempat berhembus ke Malaysia itu. Terpaksa aku naik pesawat terbang untuk mempercepat waktu, tapi tak ayal memasuki terminal terakhir di kotaku tetap menjelang dini hari. Padahal aku memperkirakan selepas Maghrib sudah tiba di rumah.
Entah, dorongan darimana aku ingin menuju kampung halaman malam itu juga, dengan sebuah ojek. Tapi kira-kira 1 Km menjelang rumahku, ojek berhenti. Aku melingkar menembus kebun singkong di belakang rumah dan dengan mengendap-endap menyusup tepat di luar kamar Melati, isteriku!
Untunglah, kamar Melati masih separo papan hingga aku bisa mengintip lewat celah-celah sirap itu. Ternyata Melati belum lelap. Dadaku berdegub kencang melihat tubuh isteriku yang sintal itu mene-lentang di atas ranjang. Ia menerawang ke langit-langit kamar sambil sesekali menghela nafas panjang. Ya, mungkin sedang memikirkan aku, merindukan aku, mungkin.
Thole, anakku tidak tampak di sampingnya. Barangkali sedang menginap di rumah neneknya, sebagaimana kebiasaan Thole sejak kecil.
Malam terus bergulir dan merambat ke dini hari. Melati bangkit dari pembaringaan, keluar kamar. Masuk lagi dan duduk di depan cermin. Dan Masya Allah, dia bersolek di depan cermin! Bahkan melepas CD dan branya. Tak ayal nafasku memburu melihat dua bukit yang ranum dan padat itu. Setelah itu ia keluar lagi, dan ya Tuhan, balik lagi ke kamarnya dan menuntun seorang laki-laki!
Nyaris aku tak mampu menahan diri, tapi aku masih ingin bukti. Kakiku menggigil seketika dan seluruh persendianku seperti copot begitu menyaksikan laki-laki itu langsung menciumi wajah isteriku. Laki-laki itu adalah Jo, adik sepupuku sendiri yang kemarin lusa kusuruh mengantarkan penghasilanku untuk Melati.
Dengan penuh nafsu Jo menciumi wajah, bibir, leher, dan ujung-ujung bukit di dada isteriku. Karuan saja, Melati menggeliat tak tahan diperlakukan seperti itu dan langsung melepas daster transparan yang ia kenakan malam itu.
Degup jantungku kian terpacu. Aku hampir pingsan menyaksikan tubuh isteriku direbahkan di atas kasur seraya membuka kedua kakinya. Dengan profesional Jo memanggul kaki-kaki Melati yang mulus dan jenjang itu, dan seterusnya aku tak mau menceritakannya di sini.
Aku spontan melompat pintu depan rumahku. Dengan bara emosi yang tumpah, kuterjang pintu dan jebol seketika. Kedua insan yang tengah bergumul di kamar itu terkesiap. Jo sedianya mau lari karena panik, tapi dengan kalap kuhantam dadanya yang bidang dengan tinjuku kemudian kuterjang tepat kemaluannya hingga ia roboh tak berkutik di lantai. Melati menjerit-jerit, tapi sebelum aku ambil langkah seribu masih sempat memukul telak ibu dari anakku itu.
Selebihnya aku segera mengambil langkah seribu, menembus ujung pagi yang masih berkabut. Sesampainya di terminal kota aku naik bus ke arah timur. Dalam kendaraan itu aku tanpa tujuan pasti, hanya membawa kehancuran hati. Akhirnya menjelang petang aku tiba di kota Banyuwangi. Aku mulai kebingungan, akankah aku terus menyeberang ke Bali? Lalu ke mana tujuanku nanti?
Kebingungan mulai merajuk ke benakku. Akhirnya aku menginap di sebuah Losmen kelas melati. Dari perbincangan dengan sesama tamu, diam-diam aku menyadap inti perbincangan yaitu soal santet. Kata tamu (yang sama-sama menginap di losmen itu), ada tukang santet ampuh di sebuah desa di Banyuwangi Selatan. Dia mau dimintai jasa untuk menyantet siapapun, asalkan dibayar. Tapi praktek itu sangat rahasia, karena takut dihakimi oleh massa.
Tanpa basa-basi, esoknya aku meluncur ke desa itu. Letaknya cukup terpencil, karena harus naik turun perbukitan dan menyeberangi beberapa sungai. Jarak antara rumah satu dengan yang lain saling berjauhan hingga tak satupun orang yang menyangka bahwa aku butuh jasa dukun santet.
Ringkas cerita, akhirnya aku tiba di rumah dukun santet itu....
“Tolonglah saya, Mbah!” ucapku setengah merengek setelah kami terlibat perbincangan yang cukup panjang. “Saya ini menderita batin, Mbah. Ketika merantau ke Malaysia, isteri saya berselingkuh dengan saudara sepupu saya sendiri.”
“Mungkin itu fitnah!” tukas laki-laki tua itu.
“Tidak, Mbah, saya tahu dengan mata kepala saya sendiri, ketika laki-laki itu bergumul di ranjang dengan isteri saya...” lanjutku tak mampu menahan diri, terisak-isak.
“Laki-laki kok nangis! Tujuanmu kemari untuk menyantet laki-laki yang meniduri isterimu itu, kan?”
“I...iya, Mbah...”
“Kamu yang menanggung segala dosa-dosanya kelak di hadapan Gusti Allah?” tatapnya, melotot. Wajah laki-laki itu bukan saja angker sekaligus agak menjijikan. Betapa tidak, wajahnya yang tirus penuh bopeng. Mungkin dulu bekas terkena cacar air, pikirku. Rambutnya gondrong sebahu, dan dengan jenggot panjang yang jarang-jarang mengingatkanku pada seekor kambing jantan. Hidungnya agak bengkok, dan tatkala terkekeh giginya tampak kotor kekuning-kuningan. Bibirnya menghitam lantaran terbakar asap kretek yang terus mengepul. Tubuhnya kurus dan jangkung, tapi tatapan matanya tajam bak mata elang kelaparan.
Setelah mendengar semua penu-turanku, laki-laki itu masuk ke biliknya. Keluar lagi dengan membawa sebutir telur ayam kampung dan minyak wangi (kalau tidak salah Cap Serimpi). Diolesinya telur itu dengan minyak wangi. Perlahan-lahan namun pasti ia mengelus dan mengelus telur itu sembari memejamkan matanya.
“Nama laki-laki itu siapa, Nak?” tanyanya masih tetap terpejam dan mengelus telur ayam di tangan kirinya.
“Jo, Mbah...” jawabku.
“Hari kelahirannya kamu tahu?” celetuknya.
Aku mengerutkan kening, tapi aku terlonjak karena ingat weton (kelahiran) si Jo.
“Anu, Mbah, Jum’at Pahing, ya-ya, Jum’at Pahing, Mbah!” kataku dengan wajah berbinar.
“Jum’at 6, Pahing 9, jadi 15! Wah, ini matinya lima belas hari lagi, Nak!” ujarnya yang membuat bulu kudukku merinding seketika. Di antara ketakutan, aku berusaha mempercayai ramalan itu.
Hari menjelang malam ketika pak tua itu mengajakku ke suatu tempat. Tempat itu puncak sebuah bukit kecil. Di situ ia mengambil sebuah uborampe untuk menyantet, yaitu paku usuk tujuh buah yang sama-sama sudah karatan, tengkorak manusia, bumbung, dan keris kecil sepanjang satu jengkal. Kemudian balik lagi ke rumahnya, membuat sesaji lengkap; ada bunga telon, kafan, telur ayam kam-pung, minyak wangi dan entah apalagi yang aku tidak mengenalinya.
Pak tua itu lalu membuat boneka dari tepung terigu, mirip adonan roti. Boneka itu diisi mantra-mantra kemudian digeletakkan di atas nampan bersama ubo-rampe tadi. Kemudian dia membakar kemenyan di sebuah anglo pedupaan. Asap dupa mengepul memenuhi ruangan pribadinya yang sempit. Saya disuruh mengamati tujuh butir telur ayam kampung itu. Sekejap kemudian aku terpekik, karena melihat salah satu dari telur itu ada wajah si Jo, saudara sepupuku.
“Mbah! I...itu, di telur itu ada wajah si Jo, Mbah!” seruku.
Laki-laki itu membuka matanya dan mencomot telur bergambar Jo itu. Aneh, mirip komputer saja, pikirku benar-benar penasaran. Telur yang baru dicomot itu dimasukkan ke perut boneka tepung tadi, hingga tampak membuncit (membusung). Boneka itu sebesar paha, yang dilengkapi dengan anggota tubuh, pusar, mata, mulut, dan alat kelamin.
“Ayo sekarang kita keluar rumah!” ajak pak tua.
Aku mengikuti langkahnya, ternyata hanya di tengah halaman. Ia menghadap lurus ke barat dimana kampungku berada.
“Pegang boneka ini kuat-kuat jangan sampai lepas, ya!” perintahnya. Dengan wajah tegang diambilnya tujuh paku berkarat itu dan dengan kejam ditusuknya perut buncit boneka itu. Aneh, boneka itu bergetar. Aku kaget. Bahkan boneka itu mengaduh dan meronta.
Pak tua itu tak peduli. Diambil lagi paku-paku berkarat itu sampai habis, lalu ganti keris kecil dan semua ditusukkan ke perut boneka. Gila, cairan hangat kental muncrat ke wajahku. Baunya anyir, dan kuingat-ingat itu bau darah segar. Aku mual dan bergidik, karena boneka itu mengejang dan berkelenjotan di tanganku.
“Nah, sudah selesai! Kita tunggu lima belas hari lagi dia pasti mati, Nak!” katanya dengan suara dingin. “Terus terang, Mbah paling benci dengan lelaki yang mengganggu isteri orang,” tegasnya.
“I...iya, Mbah!” suaraku serak karena tercekam takut.
Entah mengapa, diam-diam aku merasa ketakutan. Merasa ngeri sendiri jika mengingat-ingat proses gaib tadi. Tapi sudah terlanjur, apa yang akan terjadi, terjadilah.
“Berapa maharnya, Mbah?”
“Tiga juta rupiah saja! Biasanya lima juta, tapi karena saya kasihan padamu, ya cukup itulah, Nak!” kata pak tua itu.
Akhirnya kurogoh lipatan uang di dompetku dan setelah kuhitung sejumlah tiga juta kuserahkan kepadanya. Kontan wajah pak tua itu tampak sumringah yang serta merta memasukkan duit itu ke lipatan sabuknya.
Setelah itu aku pulang ke rumah. Rencanaku aku akan menuntut Jo ke depan yang berwajib, tapi keburu polisi menangkapku. Aku dituduh menganiaya Jo dan isteriku sampai Jo dibawa ke rumah sakit! Aneh, saat kulihat perut Jo buncit. Dia hanya mampu mengerang-erang di ranjang rumah sakit. Kata dokter, membengkaknya perut itu akibat tendangan maut di bawah pusar yang mengakibatkan luka dalam pada usus halus dan usus besarnya.
“Dia harus dioperasi secepatnya kalau ingin nyawanya tertolong,” demikian kata dokter.
Aku hanya mencibir sinis. Dua hari kemudian aku dijebloskan ke sel tahanan. Dalam proses peradilan pihak penegak hukum mengalami kesulitan, karena Jo meninggal setelah lima belas hari dirawat di rumah sakit. Tapi atas kesaksian isteriku, aku dijebloskan ke bui selama 7 tahun. Cuma satu yang meringankanku, tak pernah dihukum dan menyesal telah menganiaya saudara sepupuku itu. Belum lengkap penderitaanku, karena setelah keluar dari penjara aku harus melakukan proses perceraian di Pengadilan Agama.
Ya Tuhanku, masih adakah pintu taubat terbuka untukku? Hanya itu yang bisa kuucapkan setiap kali aku sholat. Thole anakku pun rupanya juga membenciku, dan itu mungkin karena provokasi dari orang-orang luar, termasuk mertuaku.
Bagaimana dengan Melati? Dia pernah menemuiku dan mengatakan sebenarnya dia masih mencintaiku. Dia ingin kembali padaku. Mungkinkah? Hatiku yang paling dalam mengatakan, “Maaf, hal itu tidak mungkin lagi, Melati. Maafkan aku, cintaku telah terkubur bersama dendamku....”
Kini, kupasrahkan hidup dan matiku hanya kepada Tuhan...!
Kisah mistis ini dituturkan oleh Yan

sumber : http://kisahmistis.blogspot.com/2008/02/karena-cemburu-aku-tega-menyatet.html

SAUDARA KEMBAR GAIBKU MARAH SAAT AKU MELAKUKAN OPERASI WAJAH

Jangan buru-buru memutuskan mempermak wajah. Di luar efek samping yang berbahaya, saudara kembar gaib juga menolak dan marah. Bagaimana Kisah Mistis selanjutnya....

Aku sangat ingin cantik seperti Titiek Puspa. Walau sudah berumur lebih dari 60 tahun, tapi muka Mbak Titiek Puspa itu kelihatan selalu segar, kencang dan cantik. Selain ingin jadi cantik, artis dan pencipta lagu senior itu nampak awet muda. Mas Narto Irawan, suamiku, belakangan kelihatan bosan kepadaku. Aku membuktikan dengan mata kepala sendiri dia mengganteng cewek muda yang seksi dan mengundang. Pikirku, Mas Narto berpaling karena wajahku tidak cantik lagi. Kulit leherku sudah melunak, mengendur dan ngewer seperti beber ayam. Bahkan makin lama kulit mukaku berkerut-kerut mirip nenek sihir. Padahal umurku belumlah setua Mabak Titiek Puspa. Dari membaca sebuah iklan di sebuah tabloid tentang operasi wajah cara mistik, tiba-tiba aku langsung tertarik. Aku buru-buru menelpon dan langsung diperintahkan datang ke daerah Jakarta Selatan untuk menemui paranormal yang menggunakan jasa jin gunung itu. Aku diminta membayar sejumlah uang yang cukup besar walau dengan istilah yang dikemukakan cukup sumir, Emas Kawin.
Karena uang bukan masalah bagiku sebagai pemilik toko besar di daerah Glodok Jakarta Barat itu, aku langsung mengangguk. Jangankan hanya Rp 2 juta, Rp l00 juta pun aku mampu membayar, asal wajahku benar-benar cantik dan tubuhku menjadi muda kembali.
Yang dilakukan paranormal itu ternyata bukan cara mistik, tapi cara suntik silikon. Hidung, pipi, bibir dan leher ku disuntik silikon! Karena sudah bayar dan siap mental untuk jadi cantik seperti Titiek Puspa, maka aku pasrah saja kepada sosok “ahli kecantikan” supramistis iyu. Keluar dari ruang operasi, jantungku berdetak kencang. Rasanya aku tak sabar ingin melihat wajahku setelah dipermak. Sebuah kaca besar di depan mataku telah disiapkan dengan rapih. “Oh Tuhan!” pekikku. Wajah ku benar-benar berubah jadi cantik dan aku nyaris tak mengenali wajah ku sendiri. Aku benar-benar mirip Mbak Titiek Puspa bahkan mirip pula dengan Helen Sparingga. Hidung yang tadinya pesek tiba-tiba jadi mancung, bibirku yang tadinya rata, tiba-tiba jadi berbelah tengah dan sensual. Pipiku yang tadinya kendur tiba-tiba menjadi kencang. Sementara itu, kulit leherku yang tadinya lunak, kini menjadi keras dan padat. “Terima kasih,Pak, terima kasih!” pekikku pada ahli kecantikan itu.
Aneh bin ajaib, pada malam harinya hatiku jadi gelisah. Mataku tidak dapat dipejamkan dan jantungku berdegub kencang. “Ada apa ini?” bisikku, pada Enoh, pembantu setiaku yang sudah l0 tahun ikut keluargaku. Malam itu Mas Narto memang tidak pulang. Dia pamit untuk terbang ke Hongkong dengan pesawat China Airlines untuk membeli beberapa barang dagangan. Dari loteng kamar tidurku, tiba-tiba muncul asap putih berputar-putar sekitar plafon. Dalam hitungan detik, asap itu lalu berubah menjadi seperti manusia. Aku berteriak minta tolong, tapi tak ada seorang pun yang mendengar suaraku. Enoh tidak mendengarkan, begitu juga dengan Amran anak tunggalku yang sudah berumur tujuh tahun. Sosok misterius yang muncul ternyata diri diriku sendiri. Wajahku sebelum melakukan suatu operasi.
“Wajah Anda yang muncul itu adalah wajah saudara kembar Anda. Saudara Anda ada dua orang. Semua itu saudara gaib. Yang satu berumur lebih tua dari Anda, namanya Kakak Kawah, sedangkan adik adalah Adik Ari-ari. Jadi kakak sulung dari air ketuban, sedangkan adik adalah sosok ari-ari yang lahir sesudah Anda keluar dari rahim ibu. Dua bersaudara itu ada walau tidak kasad mata. Karena Anda melakukan operasi perubahan wajah dan tidak minta ijin pada mereka, maka itu mereka marah. Kalau mereka marah, mereka akan menampakkan diri. Maka itu, Anda harus melakukan ritual tertentu akan mereka menjadi tenang!” kata Kiyai Arsyat Mahmud, 68 tahun, kaka tertua papapu yang tinggal di Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
Kyai Arsyad Mahmud marah besar padaku, kenapa aku merubah wajah asliku yang notabene ciptaan Allah itu. “Perbuatan merubah wajah adalah perbuatan yang bisa mengarah pada perbuatan musyrik dan bertentangan dengan akidah. Maka itu, kau harus minta maaf pada Allah dan kedua saudara kembarmu itu!” tekan Kyai Arsyat yang biasa kupanggil Mamak itu. Tapi aku berusaha berdalih sesuai ucapakan Sang Pakar perombak wajahku. “Allah kan menciptakan manusia dengan otak dan kepintaran tertentu. Karena Allah memberikan otak pada manusia, maka otak itu harus digunakan dan dimanfaatkan sebesar mungkin untuk menemukan tehnologi bermacam-macam cabang, di antaranya tehnologi mempercantik diri. Bukankah menggunakan otak pemberian Allah ini sebagai sesuatu upaya untuk memuliakan ciptaan-Nya, ciptaan Allah juga, kan Mak?” tanyaku, penasaran.
Mamak Kyai Arsyat agak terdiam. Dia nampak berfikir panjang dan berusaha menemukan argumentasi yang kuat untuk mempersalahkanku melakukan operasi itu. “Secara alami setiap manusia akan berubah dengan sendirinya. Kalau mudanya cantik, tuanya jadi buruk. Kalau masa mudanya berkulit kencang, masa tua menjadi keriput. Hal itu secara alamiah akan terjadi pada siapapun. Memang sudah jadi kehendak Allah, bahwa setiap manusia akan menjadi tua dan keriput. Tapi Mak, bukankah Allah menciptakan kelebihan-kelebihan tertentu di otak manusia dan manusia harus memanfaatkan semaksimal mungkin karuniah Allah itu, yaitu mencari dan menemukan suatu tehnologi yang mampu mencegah penuaan itu. Umur memang pasti menua, tapi tehnologi temuan manusia ini bisa sebagai piranti untuk mengatasi penuaan alamiah itu. Paling tidak, bisa terlihat muda walau sudah berumur tua, yang tentu saja dengan ragam pertimbangan kemanusiaan. Saya ingin cantik supaya tidak ditinggal suami pada wanita lain, Mak. Bukankah hal itu manusiawi saja, kan?” tanyaku, tak menuntut jawab.
Baru kali itulah aku berani mengemukakan pendapat yang agak pada Mamak. Dan baru kali itu pula aku melihat Mamak tidak berkutik. Mamak nampak kalah argumen denganku karena memang Mamak belum siap betul dengan fenomena operasi kecantikan wajah itu. Tapi aku salut pada mamakku itu. Seorang kiyai yang cukup disegani dalam masyarakat, mengaku salah dan kalah mendengar ungkapanku. “Kalau begitu, Mamak yang salah barangkali. Mamak nanti mencari solusi dari kasus ini. Mamak akan mencari ayat atau hadis yang bisa dijadikan patokan, dan mungkin bisa Mamak kasih masukan pada Majelis Ulama ke depan. Mana tahu bisa menjadi fatwa!” ungkap Mamak, Kiyai Arsyat Mahmud, sambil berlalu. Mamaku pergi dengan senyum dikulum dan sedikit bangga melihat keponakannya sudah berani berargumentasi dengan kiyai sebesar Mamak. Hingga sekarang, Mamak belum menemukan argumen yang kuat untuk mempermasalahkan halal atau tidak halalnya operasi wajah itu. Mamak bahkan mengaku bahwa dia belum menemukan apa-apa di Al Qur’an dan hadis yang memungkinkannya untuk menghajar fenemena yang marak itu. terlepas dari Mamak, aku bersyukur karena Mas Narto menerima dengan tangan terbuka upaya ku operasi itu. Bahkan Mas Narto malah memujiku sebagai wanita yang cantik dan sensual. “Kamu benar-benar cantik,Ma!” pujinya. Hatikupun berbunga-bunga dan bahagia bukan alang kepalang. Teman-temanku juga memuji, bahkan banyak yang tergoda ingin ikut operasi di tempatku melakukaneksekusi perubahan wajah itu.
Tiga bulan setelah operasi, wajahku tiba-tiba menjadi gatal. Hidung, mata, bibir, pipi dan leherku semuanya gatal. Karena sering digaruk, beberapa bagian kulitku menjadi luka. Luka yang tak kunjung sembuh itu berubah bentuk menjadi koreng dan bernanah. Lama kelamaan wajahku seperti lilin yang meleleh karena api. Rontok dan lodoh. Melihat kenyataan ini, aku tentu menjadi panik dan gundah gulana. Lewat seorang teman, aku mendatangi Ustad Wano, pakar supranatural “setengah kyai” yang mengobati pasien berdasarkan cara-cara Islami dan Al Qur’an di Jakarta Timur. Ustad merawat wajahku yang rusak selama empat jam di rumahnya dengan jampi-jampi dan air putih. Dari mukaku tiba-tiba keluar ulat belatung yang busuk dan beberapa gelas nanah yang bau. “Selain kembaran Anda tidak menerima operasi wajah, ternyata ada orang yang membenci Anda juga lalu mengirim santet pada wajah Anda hasil operasian itu. Anda menjadi korban Teluh Jatnia, suatu teluh yang merusak wajah hasil operasi plastik. Sebenarnya ada dua usaha sejenis yang saling bersaing. Persaingan itu tidak sehat. Salah satu dari uasah itu, mengirim santet saat Anda melakukan operasi itu. Karena Anda sedang berada di tempat itu, Andalah yang kena!” kata Sang Ustad.
Di luar itu, kata Ustad Wano, saudara kembar gaib ku juga menolak. Kakang Kawah, adi ari-ari marah karena wajahku tidak dikenali lagi oleh mereka. Saudaraku itu menjauh dan dia tidak akan lagi melindungi aku bila nampak kesulitan. “Setiap kita dalam kesulitan, bila saudara kembar ini dekat, dia akan membantu kita. Misalnya, mobil Anda hancur karena tabrakan besar, tapi nyawa Anda selamat, maka keselamatan itu terjadi karena peran serta kembaran gaib ini. Sudah pasti bahwa Anda telah diselamatkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Tapi penyelamatan itu diciptakan oleh melalui kekuatan dunia, yaitu kekuatan ‘tangan’ gaib kedua saudara kembar Anda itu. Saudara kembar ini akan berfungsi dengan baik dan berlaku efektif, bila saudara kembar itu difungsikan optimal. Cara memfungsikannya adalah dengan menghargainya, yaitu mengajaknya berdialog sebagai lanyaknya pada manusia yang hidup. Mengajaknya ikut makan sebelum Anda makan. Berbicara padanya sebelum tidur dan mengiriminya Al Fatihah setiap usai sholat. Faham?” kata Ustad Wano. Apa yang dikatakn oleh Ustad Wano, sama persis dengan apa yang dikatakan oleh Mamakku, Kiyai Arsyat Mahmud beberapa waktu sebelumnya.
Ritual yang dilakukan Ustad Wano, dua sesi. Sesi pertama membuang teluh yang sudah masuk ke wajahku, yang kedua ritual meminta maaf pada saudara gaib dan mengundangnya kembali datang. “Kalau dia sudah datang, apa permintaanmu?” tanya Ustad Wano. Dengan malu-malu aku meminta agar wajahku disembuhkan secara total dan kembali ke wajah lama, tetapi cantik. “Oke, kita berdoa bersama dan mudah-mudahan Allah mengabulkan!” desis Ustad. Kami pun berdoa dengan khusuk, sementara di depanku diletakkan sebuah gelas bersisi air putih, air doa yang kami layangkan hari itu pada Allah SWT.
Di luar dugaan, sosok dua wajahku muncul di samping kiri dan kananku. Dari bentuk rambut, tubuh dan perawakan keduanya sama persis dengan sosokku. Kata ustad, kami adalah three in one. Sebelah kananku Kakang Kawah sementara di kiriku adalah Adik Ari-ari. Sesuai perintah, aku meminta apa yang akan kuminta. Dan hari itu, kuminta agar wajahku sembuh total dari penyakit yang kuderita dan wajahku kembali seperti wajah dulu namun cantik dan segar. Setelah aku habis bicara, dua sosok itu menghilang dan tidak terlihat lagi. “Dia tetap ada di sekitarmu dan sudah kembali seperti dulu!” bisik Ustad Wano.
Tiga hari setelah dirawat ustad, wajahku benar-benar kembali seperti dulu. Semua benda silikon yang ada di dalam wajahku keluar secara gaib. Begitu juga dengan zat-zat kimia lain yang ada di kelopak mata, belahan bibir dan pipiku, tanggal secara mistik. Alhamdulilah wajah ku sembuh total dari koreng dan wajah operasian secara mengagumkan kembali seperti wajah lama, walau butuh waktu untuk normal kembali. “Anda akan cantik alamiah seperti dulu, yakinlah!” kata Ustad. Benar, orang-orang bilang bahwa aku kini terlihat jauh lebih muda, segar dan bersinar. Sementara saudara kembar gaibku, kurasakan selalu ada di sekitarku, walau tidak pernah menampakkan diri lagi. Sementara peneluh jahat itu, sudah kuketahui rupanya dan kumaafkan. “Bahkan doakanlah agar Tuhan mengampuni dosa-dosanya dan dia kembali ke jalan yang benar. Kau harus ihlas pada pembuat teluh itu dan jangan sekali-kali menyimpan dendam padanya!” nasehat ustad, yang hingga sekarang kupegang terus.


Sumber : http://kisahmistis.blogspot.com/2008/02/saudara-kembar-gaibku-marah-saat-aku.html

Jumat, 04 Maret 2011

GALERI FOTO Karya Fotografer Mihailenko Alexander: Desa Mistik Ukraina yang Dipenuhi Hawa Mistis

Foto ini dari desa di Ukraina, dekat Kiev. Dibuat oleh Mihailenko Alexander. Mereka diproses tetapi tetap saja mereka menggambarkan semangat sejati desa slavic lama yang masih bisa ditemui di Ukraina.

Kisah Rumah Hantu

Entah mimpi apa sebelumnya seorang musisi Perancis bernama Jean Marc Mariole dan istrinya yang mantan model Charlotte harus menjalani hari hari dalam kehidupannya dalam ketakutan, alkisah kepindahan mereka di rumah barunya adalah awal semua ini bermula. Rumah baru yang berada di Frodsham, Cheshire Inggris, rumah yang baru bagi mereka ini ternyata adalah rumah horor yang teramat sangat menakutkan bagi mereka.


Musisi Perancis Jean Marc Mariole dan mantan model istrinya Charlotte telah tersiksa oleh poltergeists sejak pindah ke flat (kanan) mereka di Frodsham, Cheshire
Betapa tidak banyak sekali kejadian aneh dan janggal selama mereka mendiami rumah yang ternyata konon kabar menurut para tetangga penghuni terdahulunya pernah tewas bunuh diri. Tapi apa daya mereka sudah terlanjut membelinya. Kejadian kejadian aneh yang dialami pasangan ini antara lain seperti bunyi-bunyian aneh baik bunyi benda dan suara manusia memanggil manggil, pintu membuka sendiri, suara desis angin dan hingga sprei kasur berterbangan layaknya kejadian di film horor Hollywood. Sesekali ada suara seorang pria menangis terdengar tengah malam.


Ini merupakan hasil rekaman CCTV yang sangaja mereka pasang ada sinar bulat tertangkap di kamera
Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk mengungsi sementara ke hotel terdekat, karena mereka tak tahan hidup dalam sport jantung ketakutan setiap malam. Mereka menyebut hantu ini dengan sebutan “poltergeist” . Karena rasa penasaran hingga mereka memasang kamera CCTV untuk melihat penampakan hantu yang menghuni rumah baru mereka ini, alhasil ada sosok terang bak bulatan bulan bercahaya tertangkap kamera.
Selain mengungsi ke hotel seringkali mereka menghabiskan malam tertidur dalam mobil diluar rumah karena lari dari ketakutan yang terjadi di rumah mereka. Seperti dikutip ruanghati.com dari koran online Inggris Daily Mail menyebutkan bahwa tak kurang dari 3000 Poundsterling tabungan mereka sudah terkuras untuk mengungsi di hotel.
Apa yang mereka harapkan menempati rumah baru yaitu hidup damai tidak terwujud, padahal sudah 18.000 Poundsterling keluar untuk biaya rumah barunya ini, namun mereka harus keluar mengungsi karena tak ingin hidup dalam ketakutan sepanjang hari. Ternyata cerita horor yang biasa mereka lihat di film itu kini hadir dalam kehidupan nyata mereka.


sumber :http://ruanghati.com/2011/03/01/horor-kisah-rumah-hantu-itu-ternyata-benar-ada-menimpa-pasutri-ini/

10 Kota Hantu Yang Ada di Jepang

10 Kota Hantu Yang Ada di Jepang

Tempat-tempat atau Kota yang dikenal sebagai haikyo, kata dalam bahasa Jepang yang artinya reruntuhan. Dan ini adalah daftar 10 kota yang paling bersejarah dan paling menyeramkan di jepang.

1. Sports World Theme Park
Adalah sebuah taman hiburan besar, yang menampilkan sebuah hotel, mini-golf, pusat kebugaran, kolam renang, kolam ombak, dll. Setelah ditinggalkan selama 20 tahun, tempat ini ditumbuhi rerumputan. banyak sekali suara binatang seperti monyet menjerit, burung hantu di malam hari, menambah seram tempat ini.



2. Fuchu U.S. Air Force Base
Pangkalan Angkatan Udara di Fuchu, dibangun pada saat Perang Dunia II dan ditinggalkan pada tahun 1980-an.



3. Matsuo Ghost Town
Tambang Matsuo di utara Jepang dibuka pada tahun 1914 dan ditutup pada tahun 1969. Dalam masa kejayaannya, tambangini merupakan tambang terbesar untuk belerang di dunia Timur. Ia memiliki tenaga kerja 4.000 dan populasi yang lebih luas dari 15.000 orang, semuanya ditampung di sebuah kota darurat di pegunungan Hachimantai Park. Kota ini juga dikenal sebagai 'surga di atas awan'


4. Akasaka Love Hotel
Akasaka Love Hotel terletak di ujung strip jalan negara yang tenang di Tokyo barat. Hotel ini dibangun 11 tahun yang lalu, tetapi ditutup setelah 3 tahun beroperasi, tidak jelas kenapa hotel ini di tutup, tetapi dari kabar yang beredar karena sepinya pengunjung ke hotel tersebut.


5. The Toyo Bowling Alley
Yokoi datang ke Tokyo tahun 1928. Pada 1957, ia telah menjadi manajer sebuah lorong bowling dan department store. Pada 1958, ia ditembak oleh gangster Yakuza untuk 20 juta yen dalam hutang yang luar biasa - tetapi ia selamat. Pada tahun 1987, ia membangun Bowling Toyo. Itu memiliki 108 jalur, dan merupakan tempat boling terbesar di Jepang. Pada tahun 1991, dia membeli Empire State Building di New York. dan kemudian tempat ini bangkrut pada tahun 1999


6. Osarizawa Factory and Mine
Pertambangan emas dan tembaga di tambang Osarizawa dimulai sekitar 1.300 tahun yang lalu. dan di tutup tahun 1978. Sekarang situs ini dimiliki oleh museum Mitsubishi. Salah satu legenda tambang Osarizawa melibatkan Gorgon berkepala singa dengan sayap phoenix, kaki sapi dan kepala ular, raungannnya mengerikan bagi anak-anak penduduk desa di dekatnya.



7. The Russian Village Theme Park



8. Keishin Radiology Hospital
Rumah Sakit Keishin di prefektur Kanagawa pernah menjadi rumah sakit unggulan untuk peralatan radiologi super berteknologi tinggi. Sekitar 20 tahun yang lalu tempat ini hancur oleh ulah para pengacau.



9. Ashio Dozan Ghost Town


10. Yamanaka Lake's Lost Bunker
haikyo adalah bunker bawah tanah dengan Danau Yamanaka di bawah bayangan Gunung Fuji. tempat ini tidak berpenduduk dan sejarah tempat ini pun kurang jelas. Akhirnya, misteri itu dipecahkan oleh seorang penjelajah yang telah menemukan sebuah majalah yang menampilkan salah satu logo di lokasi Bunker itu milik perusahaan broker Sanyo Securities, yang bangkrut pada tahun 1999.


sumber :http://terselubung.blogspot.com/2011/03/10-kota-hantu-di-jepang.html
http://www.klikunic.com/2011/03/10-kota-hantu-yang-ada-di-jepang.html

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger | Printable Coupons